Saat memberikan sambutan pada serah terima jabatan Menteri
Pembangunan dan Percepatan Daerah tertinggal dari bapak Manual Kaesiepo
kepada dirinya, kemenakan Gus Dur itu tidak henti memancing tawa para
staf kementerian yang berada satu kompleks dengan Kantor Mahkamah
Konstitusi (MK) tersebut. Misalnya, Saiful yang kemarin tampil necis
berjas layaknya pejabat negara sama sekali tidak menyebut Manuel sebagai
senior, tetapi sebagai gurunya.
Ketua umum GP Ansor itu pun bercerita, saat dirinya menjadi wartawan
baru di tabloid Detik, yang kemudian dibredel pemerintahan Orde Baru,
dia justru banyak belajar dari Manuel yang saat itu menjadi wartawan
senior harian Kompas.
Dia pun bercanda dengan meminjam guyonan ala warga Madura.
"acara sertijab Ini adalah penyerahan guru kepada murid, dari yang manual (manuel) sampai ke digital" kata saifullah
"Dalam istilah orang Madura, Pak Manuel itu menterinya, saya hanya
penggantinya," lanjutnya yang disambut gelak tawa para staf dan pegawai
kementerian.
"Tadi Pak Manuel bilang, meski fisiknya ke luar dari sini, hatinya
tetap di sini. Saya berharap tak hanya hatinya yang tetap di sini, tapi
juga fisiknya," kata Saiful.
"Jadi, saya persilakan Pak Manuel setiap hari datang ke sini," imbuhnya yang lagi-lagi disambut tawa para staf.
Manuel yang berdiri di samping Saiful, tampaknya, tak kuasa menahan tawa. Dia pun manggut-manggut.
"Saya siap membantu menteri tertinggal!" balasnya.
Mendengar jawaban ini, tanpa diberi aba-aba, para staf yang berjumlah 280 orang bertepuk tangan bersama-sama.
(dari beberapa sumber. Alf)