Barokah KARTANU

Sebagai organisasi islam terbesar di Indonesia, tak heran dalam tiap event yang di selenggarakan pasti dipadati ribuan orang, baik yang NU deles (Tulen), simpatisan atau bahkan yang ngaku NU, semua tumplek blek jadi satu.
Seperti yang terjadi Saat diselenggarakan  harlah  NU  di Alun-alun sidoarjo 31 Januari 2004, ribuan orang berduyun-duyun memadati areal tengah kota itu. Meski penyelenggaranya adalah PCNU sidoarjo tapi hadirin banyak juga yang dari luar kota. Walhasil hadirin terpaksa berdesak-desakan sehingga terlihat semrawut. Karena kondisi yang semrawut tersebut, salah seorang Nahdlyin dari pasuruan yang bernama sholeh tidak sadar kalau dompetnya dicopet dari belakang. 
�lho, dompetku mana?�katanya kaget Sambil ngacak-ngacak seluruh isi tas dalam perjalanan naik colt jurusan Surabaya-Pasuruan. Seluruh isi tas sudah dikeluarkan namun yang  ada hanya tasbih, buku tulis, kopyah dan sebuah kartu Tanda NU (KARTANU) Yang sudah lusuh. Ia baru sadar dompetnya hilang.
�kenapa pak, dompetnya  hilang ?�Tanya salah satu penumpang disebelahnya
�iya bu, nggak tahu nih kapan hilangnya, mungkin saat ikut acara NU di Sidoarjo tadi�,jawabnya kepada perempuan berkerudung itu dengan sedih

saat melihat KARTANU di tas sholeh, ibu Tua tersebut membacanya sambil manggut-manggut.
�ya sudah nak, jangan sedih, untuk  ongkos pulangnya ibu yang bayar�kata ibu tadi penuh pengertian.
Sejak saat itu, Sholeh akrab dengan Ibu yang masih se-kecamatan dengannya itu dan makin akrab saat berjodoh dengan putrinya .
�ini namanya barokah KARTANU�,kata Sholeh dalam hati. (alf)