Mbah Ma'shum yang Mberkai

Ada cerita dari Ulil Hadrawi tentang almarhum Mbah Ma'shum (Kiai Haji Ma'shum Lasem). Suatu hari, ketika Mbah Ma'shum mengajar bertanya pada para santrinya.

"Paham belum? Ada pertanyaan tidak?" tanya Mbah Ma'shum, ayahanda dari almarhum Kiai Ali Makshum Krapyak.

Semua santri diam saja. Tapi tiba-tiba, ada seorang santri di pojok belakang mengacungkan tangan.

"Kulo Mbah.." kata santri
"Kulo Sinten?" tanya Mbah Ma'shum.
"Ma'shum.." jawab santri.
"Ma'shum sinten?" Mbah Ma'shum mulai penasaran.
"Ma'shum Lasem.." jawab santri dengan santai.

Suasana pengajian menjadi tegang. Ada seorang santri berani-berani mengaku bernama Ma'shum di depan pemilik nama sebenarnya. Tak ada santri yang berani bergeser dari tempat duduknya, apalagi tertawa, tidak ada seorang pun. Mbah Ma'shum juga hanya diam.

Namun, sorang santri yang duduk di depan mendengar Mbah Ma'shum berdoa pelan-pelan, dengan bahasa Jawa, "Semoga jadi orang Saleh, ilmunya bermanfaat."

Di kemudian hari, doa Mbah Ma'shum Lasem terbukti, seorang santri yang didoakan itu jadi kiai yang disegani dan ahli fiqih. Santri tersebut bernama Kiai Haji Imron Hamzah, almarhum. (Hamzah Sahal)