Ngefans pada NU


Ketika sedang istirahat siang dua orang professional muda yang berkantor di gedung pencakar langit Jl. Thamrin, Jakarta, berbincang:
“Tampaknya akhir-akhir ini kau semakin ngefans ke NU, kalau sembahyang  pakai songkok, pakai sarung segala.”
“O, iya kalau di NU itu enak sesuatu itu tidak dihargai secara mati, selalu ada alternatif”
“Kok bisa,” sela temannya. “Apa contohnya?”
“Contoh paling dekat adalah penentuan bulan Ramadhan ini. Kalau ormas lain sudah mematok pada tanggal 24 September, tetapi NU masih menunggu hasil rukyah. Hasilnya bisa seperti hasil hisab bisa juga selisih sehari, dengan demikian memungkinkan kita mendapat pemotongan. Kan lumayan.”
“Ah beragam kok ambil gampangnya aja, kalau mau ber-NU yang serius dong! Belajar itu kitab kuning!”
“Ya, itu langkah berikutnya.” (Bregas)