Serombongan
santri dari Malaysia berkunjung ke pesantren di Indonesia, di sebuah
pesantren di Jwa Timur mereka diajak ke pesantren yang sangat apresiate
terhadap seni budaya, di sana dikoleksi antologi puisi beberapa tokoh NU
seperti A. Thohari Cecep, dan Gus Mus. Selain itu juga ditunjukka
beberapa lukisan.
�Lho ternyata Gus Mus itu disamping penyair juga seorang pengecat ulung ya? Tanyanya kagum.
�Maaf Gus Mus bukan seorang pengecat, tapi pelukis� tegur seorang santri Indonesia.
�Di negeri kami menyebut juru gambar itu memang pengecat (painter), ya akhi !�
�Tapi
ini penghinaan, pengecat di sini artinya kuli, sementara pelukis adalah
kreator jadi beda! Anda boleh menyebut pelukis Malaysia sebagai tukang
cat, yang artinya kuli, karena itu tolong jangan samakan pelukis Indonesia dengan tukang cat�
�Oh ya..yaa.. maaf Pak santri, walupun bahasa kita serumpun, tapi beda kosakata dan ungkapannya.� (Breg)