Seorang kyai sepuh mengharamkan Radio karena dianggap banyak
mudaratnya. Semua kyai segan kepadanya sehingga tak ada seorang pun
yang berani menentang. Membantah langsung dianggap bukan cara yang
bijak. Maka Kyai Bisri Mustofa membuat sebuah rekayasa.
Satu hari kyai sepuh itu diundang makan-makan ke rumahnya. Kyai Bisri
sengaja memilih waktu malam jumat sesudah maghrib karena sebuah stasiun
radio di Surabaya menyiarkan acara pembacaan Alquran.
Selesai
makan, Kyai Bisri menghidupkan radio dari dalam kamar. Mendengar ada
orang membaca Alquran, sang kyai sepuh bertanya, “Siapa yang ngaji itu?
Suaranya kok enak sekali.”
Sambil menahan geli, Kyai Bisri menggotong radio keluar dari kamar
sambil menimpali, “Ini lho, Mbah, yang ngaji.” Sambil terheran-heran
sang kyai sepuh itu berujar, “Lho, di radio ada ngajinya juga toh?”
(dari berbagai sumber)