Rasul Ditanya, Siapa Boleh Naik Haji?



Ibn Abbas RA menceritakan bahwa Beliau pernah mendengar Rasulullah SAW dalam suatu khutbahnya bersabda, “Janganlah sekali-kali seorang laki-laki menyepi dengan seorang perempuan kecuali dengan mahramnya dan janganlah seorang perempuan bepergian kecuali bersama muhrimnya.”
Lalu berdirilah seorang laki-laki di antara para jamaah dan berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya istriku pergi haji sedang aku diwajibkan ikut dalam berbagai peperangan.”

Mendengar pernyataan semacam ini, Rasulullah SAW memandang lelaki yang sedang berdiri dihadapannya, sementara jamaah lain tetap tenang dalam duduknya masing-masing, “Berangkatlah engkau dan berhajilah bersama istrimu,” sabda Rasul. (HR. Bukhari-Muslim)

Dan suatu ketika Rasulullah SAW bertemu dengan serombongan kafilah di Rauha', kemudian Beliau bertanya kepada para sahabat, “Siapakah rombongan ini?" Namun perwakilan rombongan justru balik bertanya kepada Rasulullah, “Siapakah engkau?” Maka Rasulullah pun lantas menjawab, “Saya Muhammad Rasulullah.”

Kemudian salah seorang perempuan anggota rombongan tadi mengangkat seorang anak kecil seraya bertanya, “Apakah anak yang ini boleh berhaji?” Maka Beliau bersabda, “Ya boleh, dan untukmu pahalanya.” (HR. Muslim)


Sementara dalam sebuah kesempatan lain pada waktu peristiwa Haji Wada' (Haji terakhir yang ditunaikan oleh Rasulullah semasa hidupnya) Rasulullah SAW sedang duduk-duduk bercengkerama dengan al-Fadl Ibn Abbas RA. Lalu datanglah seorang perempuan dari Kats'am hingga mereka pun saling pandang. Kemudian Nabi SAW memalingkan muka al-Fadl ke arah lain.

Perempuan yang baru datang ini kemudian berkata kepada Rasulullah SAW, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya perintah haji dari Allah atas hamba-Nya turun ketika ayahku sudah tua renta, hingga tidak lagi mampu duduk di atas kendaraan. Bolehkah aku berhaji untuknya?” Rasulullah SAW lantas menjawab, “Ya Boleh.” (HR. Bukhari-Muslim)