Santri Menjinakkan Sopir


Pesantren X berada di jalan raya antar propinsi. Karena tempat itu di luar kota maka jarang bis antar kota yang mau berhenti di tempat itu, padahal untuk mengirit waktu dan biaya santri harus turun di tempat itu biar tidak nyembung dengan ojek atau angkot.
Kadang sopir mau menurunkan mereka tetapi bis tetap jalan dengan kecepatan tinggi sehingga para santri horus meloncat, tidak sedikit yang terjatuh, apalagi rata-rata santri bepergian dengan menggunakan kain sarung ukan celana panjang.
Suatu hari ada anak yang sedang disunat naik bis antar kota dan minta diberhentikan di pesantren tersebut. Ternyata sopir dan kondektur melayani dengan sopan.
Sejak itu para santri bila minta turun di daerah itu selalu bilang ”Tolong Pak Sopir ada anak disunat yang mau turun!” Tanpa periksa sopir segera berhenti, apalagi para santri semuanya pakai sarung.
Lama kelamaan sopir dan kondektor keheranan, ”Aneh di pesantren ini masak tiap hari banyak sekali orang disunat, bahkan sudah dewasa pun mengaku baru disunat?”
”Makanya Pak sopir harap menurunkan penumpang di sini dengan semestinya, biar tidak selalu ditipu oleh orang yang mengaku disunat!” (Bregas)