Waktu Insya Allah Berubah

Seorang sarjana luar negeri bolak-balik ngomel, dengan gusar, "NU ini belum berubah, dari saya PMII sampai anak saya mau PMII molor terus. Bagaimana mau maju?"

"Rapat di undangan jam dua WIB, tapi jam tiga baru seorang yang datang," keluh sarjana tadi.

"Biasa aja, Gus. Santai aja. NU sudah maju kok mesti rapatnya terlat terus," timpal Hakim, seorang sekretaris yang bikin undangan dan selalu datang di awal, dengan tenang.

"Kok bisa ya Sampeyan sabar menunggu rapat begini? Bertahun-tahun terlat, tapi masih sabar dan santai," tanya sarjana tadi dengan heran.

"Ya bisa, Gus, karena sudah paham. Kita maklumi sajalah. Kan jam dua begini ada yang baru datang ngajar, masih di jalan, ada yan baru istirahat karena cape baru datang dari sawah," Hakim kasih penjelasan.

Dikasih penjelasan, sarjana tadi malah protes,"Lha, terus apa maknanya di undangan dikasih jam Pukul: 14.00 WIB?"

"Lho, ternyata Sampeyan belum tahu ya, itu sangat bermakna. WIB itu keterangan: Waktu Insya Allah Berubah." Mendengar seloroh sang sekretaris, sarjana tadi mencoba tersenyum. (Hamzah Sahal)