Al-fatihah

Bagi umat islam, nama adalah bagian dari doa. termasuk bagi kalangan warga NU. tak heran, untuk memberi nama anaknya sendiri mereka sowan (datang) ke kiai, ustadz. biasanya sang�kiai akan mengutipl dari ayat alqur'an dan hadis�atau mengambil nama�pejuang-pejuang �NU tempo dulu dengan harapan sang anak kelak bisa meneladaninya.
Pak Makruf, seorang kepala rumah tangga yang berusia 65 tahun, juga melakukan hal yang sama untuk memberi nama anak-anaknya. pada kelahiran anak pertama sampai anak ke enam, ia selalu sowan dari satu kiai ke kiai lainnya,hingga�tercatat 6 kiai yang di sowani untuk nama ke enam putranya.�putra pertama ia mendapat nama dari kiai soleh, terus putra kedua dapat dari Kiai Ahmad dan seterusnya.
Putra pertamanya bernama Rohman, kedua Rohim, Malik, Nasta'in, Mustaqim dan putra terakhir Amin.
Jumlah anak yang cukup banyak �itu kadang membuat Pak Makruf lupa, sering panggil� Rohman padahal ia�Rohim begitu juga ke anaknya yang lain. kadang ia kerepotan� memanggil satu persatu dari keenam anaknya seperti pada pagi hari waktu sarapan dan berulang-ulang manggil malah makin salah, akibatnya mereka malas sarapan. ya maklum pak Makruf sudah tua
Setelah lama termenung sambil mengahafal nama anak-anaknya, Rohman, Rohim,Malik, Nasta'in, Mustaqim� Amin. ia baru menemukan strategi praktis memanggil anak-anaknya secara tepat.
Pada keesokan harinya.saat sarapan pagi,�dengan semangatnya ia berteriak......
"Al-fatihah, ayo sarapan" panggil� Pak Makrif. anehnya, dengan serempak ke enam anaknya bergegas sarapan tanpa perlu dipanggil dua kali. (alf)