Bayaran teriak Allahu Akbar

Penggunaan agama untuk meraih kepentingan politik,seringkali terjadi di negri ini.Fanatisme masyarakat terhadap agama yangterkadang membabi-buta,acap kali dimanfaatkan segelintir orang dari golongan atau kelompok tertentu untuk memanipulasinya.
tak heran dalam beberapa aksi demontrasi dan lainnya,simbol-simbol agama digunakan sebagai kendaraan politik.bukan hal yang aneh,jika ada demonstran yang memakai ikat kepala bertuliskan kalimat-kalimat tauhid.
''ada kelompok demonstran yang memakai ikat ikat kepala dengan tulisan Allahu Akbar.terus ada lagi kelompok dengan tulisan Laaiha illalah.kelompok lainya membalas dengan tulisan Muhammad ar rassululah.lha kalau sudah begini,NU hanya bisa melanjutkan,Al-fatihah ...,'' gurau H A Hasyim muzadi .
Tapi, karena aksi-aksi tersebut dilakukan untuk kepentingan politik,selalu saja dihargai dengan rupiah.''masio sing bengok-bengok Allahu akbar-allahu akbar iku durung mesthi sembahyang (yang teriak Allahu akbar itu belum tentu salat). Allahu akbar tibane selawe ewu-an (teriak Allahu Akbar ternyata di bayar 25 ribu rupiah),'' sindir cak Hasyim.  
"lha kalau ditambahi  jadi 50 ribu kan bisa sampai sami'allahu liman hamidah ," ujarnya
jadi, menurut cak Hasyim, apapun yang dibungkus agama belum tentu bermakna agama. (sumber dari buku Indonesia Ha..Ha..Ha..)