Cash and Carry


Kesal tak kunjung diterima oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, warga Perumahan Umum Tanggulangin Anggun Sejahtera (Perum TAS) yang menjadi korban semburan lumpur panas PT Lapindo Brantas di Sidoarjo, Jawa Timur, menemui Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi, di kantornya.
Dua perwakilan warga yang diterima Hasyim langsung mengungkapkan penderitaan mereka selama ini, terutama dalam hal pembayaran uang ganti rugi secara tunai langsung (cash and carry) oleh PT Lapindo Brantas yang hanya berupa janji-janji belaka.
"Pak Kiai... kita selama ini sudah cukup sabar menunggu Lapindo agar bisa secepatnya membayarkan uang ganti rugi seperti permintaan kami. Tapi kesabaran kami sudah habis. Kita sampai sekarang belum mendapatkan apa-apa," ujar Hari Purnomo, salah satu perwakilan warga kepada Hasyim.
"Lho... jadi yang pembayaran cash and carry itu belum dibayar juga?" tanya Hasyim.
"Belum, Kiai," kata Hari mantap. "Kita cuma dijanji-janjikan cash and carry saja, tapinggak pernah dibayar," tambahnya.
"Mungkin cash and carry itu, carry-nya itu maksudnya keri-keri (Bahasa Jawa: belakangan entah kapan, Red)," timpal Hasyim, dan meledaklah tawa seisi ruang kerjanya. (rif)