Hukum Sadakallahul azim
Akhir-akhir ini para santri di sebuah pondok pesantren resah dan bingung dengan ucapan "sadakallahul azim".
Keresahan itu akhirnya diungkapkan di pertemuan. Sebagaimana tradisi di
NU para santri mengeluhkan ke kyai nya. Keluhan itu diutarakan seperti
hubungan antara bapak dan anak.
Seorang santri bertanya dengan nada resah, "Kyai, kok sekarang banyak isyu yang bikin nggak enak yaitu tidak boleh mengucapakan sadakallahul azim
setelah mebaca ayat suci al-quran". Karena hal itu termasuk bid'ah,
lanjut si santri. Pertanyaan itu juga dihiyakan oleh santri-santri yang
lain dengan wajah sangat serius dan sedih.
Mimik wajah kyai pun langsung terlihat sedikit memerah meskipun
tetap terpancar keceriaan dan kesabaran yang luar bisa sambil menjawab,
"Ya ..lha wong masih mengucapkan sadakallahul azim saja masih banyak
kader NU yang liberal meragukan al qur'an apalagi tidak mengucapkan".
Tanpa jeda waktu, jawaban Sang kyai disambut gelak tawa dan
ger-geran para santri yang telah menjadi tradisi di pesantren. Para
santripun akhirnya meninggalkan pertemuan itu sambil bisik-bisik ,
"Hiya...ya..." Berarti kita boleh melajutkan ucapan sadakallahul azim
untuk selalu mengingatkan rasa keimanan kita, sahut santri yang lain
dengan serentak tanpa disengaja.
Joko Sumiyanto, Mississippi-USA