Menguji Kesabaran


Madun : "Berapa kali kau mendengarkan ceramah agama hari ini?"
Mamat : "Tujuh kali."
Madun : "Hah! Banyak sekali? Di mana saja dan kapan kau mendengarnya?"
Mamat : "Pertama, selepas subuh tadi, di masjid. Kurang lebih lima belas menit saya mendengarkan suara serak seorang anak muda di atas mimbar.

Yang kedua, saya mendengarkan di laboratorium kampus. Dosen kimiaku, yang masih mengenakan baju praktek, berceramah dengan semangat sekali, pukul 10.45. Tidak lama dia ceramah, mungkin sekitar tujuh menit. Isinya tentang maksiat yang masih merajalela di negeri ini, meskipun bulan puasa.
Ketiga, saya membaca satu kalimat pendek di sebuah baliho besar di perempatan. Ya, di tengah perjalanan pulang dari kampus ke rumah. Kalimat tu berbunyi, ”BERSIHKAN DIRI DENGAN ZAKAT.”
Keempat, saya menderangarnya di radio ketika saya mau tidur siang. Sebuah cerita sahabat yang panjang dibacakan oleh seorang perempuan. Saya tidak tahu siapa dia, meskpun penyiarnya menyebutkan nama, Ustdzah Hajjah Ummu Fatimah.

Kelima, 10 menit menjelang buka tadi. Saya mendengarnya dari radio yang diteruskan corong speker masjid. Sembari menyapu halaman rumah, saya mendengarnya dengan seksama.
Yang keenam, saya mendengarkan ceramah seorang aktor yang berperan sebagai ustadz di sebuah sinetron, persis selepas saya salat magrib. Saya melihatnya karena menemani keponakanku yang masih balita. Dia menangis karena ditinggal ibunya mandi.
Yang terakhir, tadi, di antara salat tarawih dan witir. Kamu juga mendengarnya kan? Wong kamu duduk di sampingku kok. Kalau tadi siang saya baca koran, mungkin saya juga akan mendengar ceramah yang disalin menjadi tulisan."
Madun : "Semuanya kamu dengarkan dengan saksama?! Apa masih ingat satu per satu isi ceramah itu?! Apa kau mampu menyerapnya?! Subhanallah! Saya mendengar sekali saja seperti mau pecah telingaku!"
Mamat : "Ya, saya mendengarkan dengan saksama. Tapi saya tidak mengingat-ingat isi ceramah itu. Saya mendengar semuanya karena saya sedang melatih kesabaranku. Saya ingin mendengarkan sebanyak-banyaknya orang bicara. Itung-itung terapi gratis. Dan siapa tahu dapat pahala. Besok mungkin saya akan mendengarkan ceramah sembilan kali. Besok kan hari Jumat, saya akan mendengarkan khatbah. Dan malamnya aku diajak teman nonton tablig akbar di alun-alun. Katanya disiarkan live di TV. Kalau mau, gabung aja…!"
Madun  : "Nggak ah! Besok saya kuliah agama. Dosennya aktifis ormas Islam. Pasti ceramah. 90 menit. Tanpa iklan bo!"
Hamzah-Redpel Afkar PP Lakpesdam