Orang Badui Wahabi Mengecat Jalan



Saat memberikan taushiyah, seorang kiai sesepuh NU mendapatkan keluhan dari para santri tentang ”serangan-serangan” kelompok Wahabi terhadap tradisi keagaamaan warga NU. Dengan enteng, kiai tersebut mengatakan, ”Ah Wahabi itu kan Badui.”

Katanya, aliran Wahabi itu dipelopori oleh Muhammad bin Abdul Wahab dari Nejd, keturunan orang Badui. Sejak dulu, bangsa Badui dikenal tidak terlalu pintar. ”Maka kalau diserang orang Badui ya tidak usah membalas. Kalau kita balas berarti kita sama seperti mereka. Dibikin santai saja. kalau orang Badui menafsirkan Al-Qur’an, ya tidak usah ditanggapi serius.” kata kiai.

Selanjutnya, ia bercerita tentang cara orang Badui mengecat, sekedar menunjukkan kualitas mereka.

”Di Indonesia, hanya butuh dua orang saja untuk mengecat seluruh rumah. Tapi bagi orang Badui, butuh seratus orang untuk mengecat satu rumah saja.”

”Untuk apa membawa orang sebanyak itu?” tanya para santri.

”Lha iya, satu orang memegang kuas cat. Sementara 99 wahabi lainnya membolak-balik rumah biar merata catnya.” Para santri tertawa.

Kiai bercerita lagi, tentang orang Badui mengecat trotoar jalan.

”Hari pertama mereka bisa mengecat sepanjang 500 meter. Hari kedua mereka hanya mampu mengecat 50 meter. Dan hari ketiga mereka mengecat lebih pendek lagi, hanya 5 meter.”

”Kenapa bisa begitu?” tanya santri.

Kata kiai, sang Badui mengeluh: ”Jangan salahkan saya dong! Semakin ke sini kan pot catnya semakin jauh di sana.” Jadi di hari ketiga Badui cuma bisa mengecat 5 meter saja.



Anam