Pesantren Mengembangkan Persepakbolaan

Merosotnya kualitas persepakbolaan nasional yang terus-menerus membuat Menteri Pemuda dan Olah Raga (Menpora) bingung, demikian juga ketua umum PSSI, sebab segala daya sudah dilakukan hasilnya tetap nihil. Akhirnya Menpora dan ketua Umum PSSI sepakat untuk mengundang segenap elemen bangsa untuk dimintai kontribusinya dalam meningkatkan prestasi persepakbolaan.
Maka diundanglah dari kalangan pengusaha, birokrasi, kalangan intelektual, professional, politisi, budayawan dan tak ketinggalan para ulama pesantren. Ketika diskusi dimulai, berbagai usul muncul, akhirnya masing masing diminta mengajukan usul konkret. Kalangan pengusaha memberikan pemikiran paling dulu, mereka sepakat untuk membeayai kompetisi satu musim, termasuk mendatangkan pelatih handal. Usul diterima dengan mendapat apalus dari semua peserta.
Kemudiaan kalangan birokrasimenjanjikan akan merekrut pemain bola sebagai pegawai tetap di instansi masing-masing, usul ini tidak terlalu disambut, karena merupakan cara lama. Dilanjutkan dengan giliran kalangan kampus, akan memberikan kelonggaran kuliah bagi mahasiswa yang punya prestasi dalam persepakbolaan. Kalangan professional berjanji akan memberikan bonus besar pada tim dan pemain terbaik, usul ini disambut hanagat oleh para peserta. �Semua usul telah kami catat kita tingal tunggu realisasinya,� kata Menpora� karena itu sebelum ditutup silahkan pak kiai berdoa.

�Sebelum mimpin doa saya punya usul�kata sang Kiai �jangan dikira pesantren tidak peduli terhadap pengembangan sepak bola nasional, kami sangat bersemangat mengembangkan prestasi olehraga ini, karena itu pesantren akan memberikan gelar Gus pada pemain berprestasi, bahkan akan memberikan gelar Kiai Haji pada pelatih yang berhasil membawa timnya menjadi juara�.
Usul itu disambut riuh oleh peserta rapat, ada yang gembira tetapi tidak sedikit yang kaget, sebab tidak sedikit pemain dan pelatih yang beragama non Islam. �Tidak masalah � kata Kiai� karena bermain bola merupakan bagian dari jihat menjujung namaharum negara. (Breg)