Tertinggal Kereta

Tidak ada orang yang peling rileks di dunia ini kecuali Kiai Muchid Muzadi dan Gaffar Rahman Sekjen PBNU. Tidak bisa dibayangkan apa yang terjadi ketika dua orang doyan canda itu ketemu.
Suatu ketika sehabis mengikuti rapat pleno PBNU keduanya hendak balik ke Surabaya dengan menggunakan kereta Bima di satsiun Kota. Karena meresa waktu masih cukup lama, keduanya santai ngopi di kafetaria, tentu saja sambil bercanda untuk menghilankan kejenuhan.
Ketika lagi santai tiba-tiba kereta mulai bergerak berangkat, tanpa berpikir panjang keduanya mengejar kereta yang merangkak semakin cepat. Karena badannya yang tegap dan gempal, dengan terengah-engah  Gaffar Rahman akhirnya bisa meloncat naik kereta, dengan sedikit memar karena terbentur pintu.
Sementara Kiai Muchit yang kehabisan nafas akhirnya duduk terpuruk di lantai sambil berteriak-teriak, tapi tanpa suara. Tak lama kemudian seorang Polsuska menghampiri
�Apa yang terjadi Pak ?� tanyanya.
�Waduuh..Pak Poliisi saya ketinggalan kereta, tolong bagaimana ini?!� keluh kiai
�Bapak naik kereta apa�
�Kereta Bima�
�Lho� di sebelah bapak itu kan Kereta Bima !�
�Astaghfirulaah.. jadi Bima belum berangkat dan kawan saya terbawa kereta lain�
Kiai muchid meratap, sambil menunjukkan tiket KA.
�Lho.. karcisnya kok dua, bahaya berarti teman bapak tidak membawa karcis dan itu bisa dianggap penumpang liar di KA Parahyangan, ia bisa dilempar ke luar� kata Polsuska menakut-nakuti�
�Aduh bagaimana ini tolonglah teman saya itu Pak�
�Tidak bisa Pak itu tergantung Polsuska di jalan, kalau kebetulan ketahuan di stasiun mendingan, tapi kalu disawah atau dihutan tengah malam, ya saat itu pula dilempar. Berdoalah saj Pak!�
�Akhirnya kiai berdoa untuk keselamatan temannya, agar tidak dilempar ke hutan atau ke tengah sawah, sebab bagaimanapun ia pengurus NU.
Berdoa dimulai. (M1)