Kaum muslimin sidang Jum’ah yang berbahagia
Berbagai bencana mendera bangsa kita, dan mengharuskan kita untuk introspeksi. Karena semuanya toh karena ulah manusia itu sendiri.
Tanah longsor, banjir, serta musibah kapal tenggelam dan pesawat jatuh, kini melanda bangsa kita di awal tahun. Di berbagai daerah, ancaman bencana alam banjir dan longsor tetap mengintai beberapa minggu ke depan.
Tapi, kini, banyak orang berdalih dan menyalahkan cuaca dan alam. Katanya cuaca sedang buruk, dan alam sedang memasuki musim penghujan yang sangat buruk. Tapi sebetulnya perilaku kita sendiri terhadap lingkunganlah yang perlu harus kita waspadai.
Banyaknya hutan yang dibabat habis hingga melahirkan longsor dan banjir adalah sebagian ulah manusia yang rakus terhadap alam dan lingkungan. Kelalaian dan keteledoran dalam mengantisipasi dan menghadapi segenap cuaca juga berimplikasi pada sistem transportasi laut dan udara kita, sehingga muncul musibah terhadap sjeumlah kapal yang tenggelama dan kasus jatuhnya pesawat milik maskapai Adam Air di darah Sulawesi Barat.
Dalam pandangan agama kita, musibah dan bencana yang kita alami ini boleh jadi merupakan ujian dari Allah SWT. kepada kita semua untuk menguji keimanan dan kesabaran kita seperti firman Allah:
الَّذِينَ إِذَآ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا للهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ {156} أُوْلآئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتُُ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُوْلآئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ {157)* إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ اللهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَأِنَّ اللهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. al-Baqarah: 155-157)
Akan tetapi musibah ini bisa juga merupakan hukuman (‘uqubah) yang diberikan Allah kepada kita karena mulai dari kelalaian kita hingga kerakusan dan ketamakan kita terhadap alam. Seperti yang ditegaskan dalam firman Allah:
وَمَآأَنتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي اْلأَرْضِ وَمَالَكُم مِّن دُونِ اللهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَنَصِيرٍ
“Dan musibah apapun yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS. asy-Syura: 30).
Kaum muslimin sidang Jum’ah yang berbahagia
Bencana yang kita alami sekarang ini, boleh jadi merupakan adzab Allah kepada kita karena kerakusan dan ketamakan terhadap alam sekitar kita. Dosa dan kesalahan jangan sampai kita timpakan kepada anak cucu kita.
Coba kita simak firman Allah berikut: “Katakanlah: Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian) kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (Nya). (QS. Al-An’am: 65)
Kaum muslimin sidang Jum’ah yang berbahagia
Ayat ini mengingatkan kepada kita, karena sebab kekufuran kita kepada Allah, maka Allah SWT. mengancam kita dengan tiga macam azab. Petama: azab dari atas, kedua, azab dari bawah, dan ketiga, azab berupa konflik antara kita sehingga mengakibatkan perpecahan.
Azab dari atas: bisa berupa taufan ganas yang membakar hutan, atau badai yang menurunkan hujan yang membawa bencana dan mengancam kehidupan kita. Pada umat terdahulu, azab itu berupa halilintar yang menghancurkan penentang Nabi Luth a.s. atau butir-butir api yang memporak porandakan tentara gajah yang terjadi di zaman kelahiran Nabi Muhammad saw.
Azab dari bawah : bisa muncul dalam bentuk banjir, gempa dan gunung meletus. Banjir seperti yang menenggelamkan umat Nabi Nuh a.s. atau gempa bumi seperti yang menenggelamkan Qarun, atau gunung meletus.
Dan tentu saja turunnya azab itu tidak terjadi tanpa sebab, tapi ada beberapa sebab yang mesti diperhatikan seperti yang dijelaskan Ibnu Abbas a.s. dan Imam Qatadah.
Ibnu Abbas a.s. dan Qatadah menjelaskan bahwa yang dimaksud azab dari atas adalah siksaan karena kekejaman para pemimpin, kelaliman para pembesar negara, atau keserakahan orang-orang di atas kita.
Sementara azab dari bawah; kekejaman yang dilakukan oleh rakyat dari kelas bawah berupa kerusuhan, kekacauan, perampokan, penodongan, dan penjarahan. Sedangkan azab dari sesama kita; perpecahan yang menimbulkan bentrokan antara golongan, saling membunuh, saling menyerang dan saling membinasakan.
Menurut Jabir bin Abdullah, ketika Rasulullah Saw. membawa ayat: “Katakanlah, Allah berkuasa untuk mengirim kepada kamu azab dari atas”, beliau memohon perlindungan kepada Allah SWT. “A’uzu bi wajhika” (Aku berlindung kepada-Mu).
Berbagai bencana mendera bangsa kita, dan mengharuskan kita untuk introspeksi. Karena semuanya toh karena ulah manusia itu sendiri.
Tanah longsor, banjir, serta musibah kapal tenggelam dan pesawat jatuh, kini melanda bangsa kita di awal tahun. Di berbagai daerah, ancaman bencana alam banjir dan longsor tetap mengintai beberapa minggu ke depan.
Tapi, kini, banyak orang berdalih dan menyalahkan cuaca dan alam. Katanya cuaca sedang buruk, dan alam sedang memasuki musim penghujan yang sangat buruk. Tapi sebetulnya perilaku kita sendiri terhadap lingkunganlah yang perlu harus kita waspadai.
Banyaknya hutan yang dibabat habis hingga melahirkan longsor dan banjir adalah sebagian ulah manusia yang rakus terhadap alam dan lingkungan. Kelalaian dan keteledoran dalam mengantisipasi dan menghadapi segenap cuaca juga berimplikasi pada sistem transportasi laut dan udara kita, sehingga muncul musibah terhadap sjeumlah kapal yang tenggelama dan kasus jatuhnya pesawat milik maskapai Adam Air di darah Sulawesi Barat.
Dalam pandangan agama kita, musibah dan bencana yang kita alami ini boleh jadi merupakan ujian dari Allah SWT. kepada kita semua untuk menguji keimanan dan kesabaran kita seperti firman Allah:
الَّذِينَ إِذَآ أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا للهِ وَإِنَّآ إِلَيْهِ رَاجِعُونَ {156} أُوْلآئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتُُ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُوْلآئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ {157)* إِنَّ الصَّفَا وَالْمَرْوَةَ مِن شَعَآئِرِ اللهِ فَمَنْ حَجَّ الْبَيْتَ أَوِ اعْتَمَرَ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِ أَن يَطَّوَّفَ بِهِمَا وَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَأِنَّ اللهَ شَاكِرٌ عَلِيمٌ
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun" Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. al-Baqarah: 155-157)
Akan tetapi musibah ini bisa juga merupakan hukuman (‘uqubah) yang diberikan Allah kepada kita karena mulai dari kelalaian kita hingga kerakusan dan ketamakan kita terhadap alam. Seperti yang ditegaskan dalam firman Allah:
وَمَآأَنتُمْ بِمُعْجِزِينَ فِي اْلأَرْضِ وَمَالَكُم مِّن دُونِ اللهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَنَصِيرٍ
“Dan musibah apapun yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS. asy-Syura: 30).
Kaum muslimin sidang Jum’ah yang berbahagia
Bencana yang kita alami sekarang ini, boleh jadi merupakan adzab Allah kepada kita karena kerakusan dan ketamakan terhadap alam sekitar kita. Dosa dan kesalahan jangan sampai kita timpakan kepada anak cucu kita.
Coba kita simak firman Allah berikut: “Katakanlah: Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian) kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami (Nya). (QS. Al-An’am: 65)
Kaum muslimin sidang Jum’ah yang berbahagia
Ayat ini mengingatkan kepada kita, karena sebab kekufuran kita kepada Allah, maka Allah SWT. mengancam kita dengan tiga macam azab. Petama: azab dari atas, kedua, azab dari bawah, dan ketiga, azab berupa konflik antara kita sehingga mengakibatkan perpecahan.
Azab dari atas: bisa berupa taufan ganas yang membakar hutan, atau badai yang menurunkan hujan yang membawa bencana dan mengancam kehidupan kita. Pada umat terdahulu, azab itu berupa halilintar yang menghancurkan penentang Nabi Luth a.s. atau butir-butir api yang memporak porandakan tentara gajah yang terjadi di zaman kelahiran Nabi Muhammad saw.
Azab dari bawah : bisa muncul dalam bentuk banjir, gempa dan gunung meletus. Banjir seperti yang menenggelamkan umat Nabi Nuh a.s. atau gempa bumi seperti yang menenggelamkan Qarun, atau gunung meletus.
Dan tentu saja turunnya azab itu tidak terjadi tanpa sebab, tapi ada beberapa sebab yang mesti diperhatikan seperti yang dijelaskan Ibnu Abbas a.s. dan Imam Qatadah.
Ibnu Abbas a.s. dan Qatadah menjelaskan bahwa yang dimaksud azab dari atas adalah siksaan karena kekejaman para pemimpin, kelaliman para pembesar negara, atau keserakahan orang-orang di atas kita.
Sementara azab dari bawah; kekejaman yang dilakukan oleh rakyat dari kelas bawah berupa kerusuhan, kekacauan, perampokan, penodongan, dan penjarahan. Sedangkan azab dari sesama kita; perpecahan yang menimbulkan bentrokan antara golongan, saling membunuh, saling menyerang dan saling membinasakan.
Menurut Jabir bin Abdullah, ketika Rasulullah Saw. membawa ayat: “Katakanlah, Allah berkuasa untuk mengirim kepada kamu azab dari atas”, beliau memohon perlindungan kepada Allah SWT. “A’uzu bi wajhika” (Aku berlindung kepada-Mu).