Bagi ulama asal Semarang Habib umar Muthohar, didebat kelompok yang
menuding amalan Aswaja itu bid’ah dan syirik adalah hal biasa. Habib
sering menjawab dengan alasan sederhana dan penuh canda.
Bahkan setiap mengisi pengajian, Habib memberi contoh cerita jawaban debatan orang Wahabi
“Bib, emange orang mati ditahlilkan dido’akan bisa nyampai?” tanya orang wahabi itu.
“Ya jelas sampai,” jawabnya.
“Kok bisa?” tanya balik orang tadi
“Buktinya, selama ini saya tahlilan untuk orang mati, tidak pernah
dikembalikan oleh malaikat. berarti kan nyampai.!”jawab Habib sambil
guyon. Orang tadi hanya diam.
Begitu pula saat ditanya,orang dzikir kok pakai gedek (geleng kekiri –kekanan). Habib dengan enteng menjawab.
”Lha gedek-gedek dewe kok gak boleh,emange masalah buat Loe?. Kalo
berdzikir sambil melempari orang, sampeyan baru boleh mempermasalahkan.”
tepis Habib.
Orang tadi tidak bisa berkutik,lagi-lagi terdiam. (Qomarul Adib)