Saat berada Kudus, Jawa Tengah, budayawan Ahmad
Sobari kepada wartawan mengisahkan dirinya pada waktu menemani Gus Dur
menghadiri sebuah kegiatan. Sudah menjadi kegemaran Gus Dur, setiap
kali kunjungan ke daerah selalu menyempatkan berziarah ke makam tokoh
maupun ulama setempat.
Pada masa Orde Baru, cerita Kang Sobari, Gus Dur sedang berkunjung sebuah daerah. Di tengah perjalanan, tanpa ada yang membisiki tiba-tiba Gus Dur menyuruh sopir menghentikan mobilnya.
“Mau kemana Gus?” tanya sang sopir.
“Di daerah ini terdapat makam ulama besar, saya pingin berziarah ke sana,” jawab Gus Dur sambil menyuruh sopir berbelok arah menuju makam yang dimaksud.
Ketika sudah menempuh beberapa jam makam yang dimaksudkan tidak tampak di depan mata.
“Gus, mungkin kita salah jalan, disini tidak terlihat (ada) makam,” tanya Kang Sobari.
“Coba maju sebelah sana,” jawab Gus Dur menyuruh sopirnya.
Mobil pun melaju perlahan menuju arah yang ditunjukkan Gus Dur. Tetapi mereka belum juga menemukan makam yang dimaksud.
“Masih nggak ada (makam) Gus!” kata Kang Sobari.
Sambil tersenyum, Gus Dur pun berseloroh, “Oh ya sudah. Barangkali jalannya sudah dirubah oleh Orde Baru.”
Kang Sobari dan sopir-pun hanya bisa tersenyum mendengar jawaban Gus Dur dengan canda. (Qomarul Adib)
Pada masa Orde Baru, cerita Kang Sobari, Gus Dur sedang berkunjung sebuah daerah. Di tengah perjalanan, tanpa ada yang membisiki tiba-tiba Gus Dur menyuruh sopir menghentikan mobilnya.
“Mau kemana Gus?” tanya sang sopir.
“Di daerah ini terdapat makam ulama besar, saya pingin berziarah ke sana,” jawab Gus Dur sambil menyuruh sopir berbelok arah menuju makam yang dimaksud.
Ketika sudah menempuh beberapa jam makam yang dimaksudkan tidak tampak di depan mata.
“Gus, mungkin kita salah jalan, disini tidak terlihat (ada) makam,” tanya Kang Sobari.
“Coba maju sebelah sana,” jawab Gus Dur menyuruh sopirnya.
Mobil pun melaju perlahan menuju arah yang ditunjukkan Gus Dur. Tetapi mereka belum juga menemukan makam yang dimaksud.
“Masih nggak ada (makam) Gus!” kata Kang Sobari.
Sambil tersenyum, Gus Dur pun berseloroh, “Oh ya sudah. Barangkali jalannya sudah dirubah oleh Orde Baru.”
Kang Sobari dan sopir-pun hanya bisa tersenyum mendengar jawaban Gus Dur dengan canda. (Qomarul Adib)