Sifat Allah itu terbagi dalam beberapa bagian.
Ada yang wajib bagi Allah, mustahil bagi Allah, dan jaiz bagi Allah.
Secara singkat sebagai berikut:
Sifat yang wajib dan mustahil bagi Allah masing-masing 20 yang saling berlawanan:
1. Ada (wujud) lawnnya tidak ada (’adam)
2. Dahulu (qidam) lawannya baru (huduts)
3. Kekal (baqa’) lawannya berubah-ubah (fana’)
4. Tidak menyerupai sesuatu (mukhalafatu lil hawaditsi) lawannya menyerupai sesuatu (almumatsalatu lil hawaditsi)
5. Berdiri sendiri (qiyamuhu binafsihi) lawannya berhajat kepada yang lain (al-ihtiyaju lighairihi)
6. Esa (wahdaniyat) lawannya berbilang (<em>wujudusy syarik)
7. Kuasa (qudrat) lawannya tdak kuasa (’ajz)
8. Berkehendak (iradah) lawannya terpaksa (karahah)
9. Mengetahui (’ilm) lawannya bodoh (jahl)
10. Hidup (hayat) lawannya mati (maut)
2. Dahulu (qidam) lawannya baru (huduts)
3. Kekal (baqa’) lawannya berubah-ubah (fana’)
4. Tidak menyerupai sesuatu (mukhalafatu lil hawaditsi) lawannya menyerupai sesuatu (almumatsalatu lil hawaditsi)
5. Berdiri sendiri (qiyamuhu binafsihi) lawannya berhajat kepada yang lain (al-ihtiyaju lighairihi)
6. Esa (wahdaniyat) lawannya berbilang (<em>wujudusy syarik)
7. Kuasa (qudrat) lawannya tdak kuasa (’ajz)
8. Berkehendak (iradah) lawannya terpaksa (karahah)
9. Mengetahui (’ilm) lawannya bodoh (jahl)
10. Hidup (hayat) lawannya mati (maut)
11. Mendengar (sama’) lawannya tuli (shamam)
12. Melihat (bashar) lawannya buta (’umyu)
13. Berbicara (kalam) lawannya bisu (bukm)
14. Yang Berkuasa (qadiran) lawnanya Yang tidak berkuasa (’ajizan)
15. Yang Berkemauan (muridan) lawannya Yang Terpaksa (mukrahan)
16. Yang berpengatahuan (’aliman) lawannya Yang Bodoh (jahilan)
17. Yang Hidup (hayyan) lawannya Yang Mati (mayyitan)
18. Yang Mendengar (sami’an) lawannya. Yang Tuli (ashamm)
19. Yang Melihat (basyiran) lawannya Yang Buta (a’ma)
20. Yang Berbicara (mutakalliman) lawannya Yang Bisu (abkam)
Adapun Sifat Jaiz Bagi Allah SWT adalah bahwa Allah berbuat apa yang dikehendaki, seperti dalam Al-Qur’an disebutkan :
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَايَشَاءُ وَيَخْتَارُ
“Dan Tuhanmu menjadikan dan memilih barang siapa apa yang dikehendaki-Nya. (Al-Qashash: 68)
Allah menjadikan alam ini bukanlah suatu
keharusan. Apabila menjadi suatu keharusan, berarti semuanya hawadits,
itu tidak mungkin terjadi namanya. Apabila Allah menghendaki, maka
terjadilah barang itu berwujud, dan apabila Allah tidak menghendaki,
maka tidak pula terwujud.
Dari keterangan itu semuanya, ternyata Allah
membuat atau tidak membuat segala sesuatu yang mungkin ini, hanyalah
kemungkinan belaka. Sifat membuat alam ini atau tidak membuatnya adalah
sifat jaiz bagi Allah. Artinya hal itu bias saja boleh terjadi atau
tidak terjadi. Apabila dikehendaki, maka hal itu diadakanlah dan
terjadi, dan apabila tidak dikehendaki, tidak diadakan dan tidak
terjadi.
Iman kepada Malaikat Allah
Malaikat itu tidak sama dengan manusia di dalam
sifat-sifat dan pekerjaannya: bukan laki-laki dan bukan perempuan; tidak
makan dan tidak pula minum; dan dalam keadaan biasa tidak dapat dilihat
dengan mata kepala, malaikat-malaikat itu sebangsa Ruh saja. Kita tidak
diwajibkan mengetahui hakekat dzat malaikat itu. Cukuplah kita
mempercayai saja akan keberadaannya, dengan sifat-sifat yang tersebut
dalam Al-Qur’an.
Para Nabi dan Rasul, dapat mencapai malaikat
pembawa wahyu yang terkadang menjelma sebagai manusia dengan kehendak
Allah, dan terkadang pun tidak bertubuh seperti manusia.
Keterangan-keterangan tentang Malaikat dan sifat-sifatnya itu di dalam
Al-Qur’an banyak sekali. Di antaranya ialah :
نَزَلَ بِهِ الُّروْحُ اْلأَمِيْنُ عَلىَ قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ اْلمُنْذَرِيْنَ
“Turunlah Ar-Ruhul Amin (Jibril) dengan membawa
Al-Wur’an di hatimu, supaya engkau menjadi salah seorang dari pada
orang-orang yang memberikan peringatan”. (asy-Syu’ara’: 193-194)
مَايَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ
”Tidak sesuatu perkataan yang dikatakan; melainkan mesti ada malaikat yang mengawasi dan meneliti”. (Qaaf : 18)
قُلْ يَتَوَفَّكُمْ مَلَكُ اْلمَوْتِ الَّذِى وُكِلَ بِكُمْ ثُمَّ اِلَى رَبِكُمْ تُرْجَعُوْنَ
“Katakanlah kamu akan dinantikan oleh
malaikat maut yang diwajibkan (mencabut) segala nyawa kamu; kemudian
kepada Tuhanmu ingatlah kamu dikembalikan”. (As-Sajadah: 11)
Bilangan Malaikat itu banyak sekali, dan hanya diketahui oleh Allah sendiri. Masing-masing nama dan pekerjaan sendiri-sendiri. Dan nama-nama itulah yang dihubungkan dengan pekerjaannya. Pekerjaannya yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan dalam keterangan para Rasul ada banyak sekali di antaranya sebagai berikut :
1. Membawa wahyu dari hadirat Ilahi, kepada para Nabi dan Rasul. Dinamakan Ar-Ruhul-Amin atau Jibril atau Ar-Ruhul-Qudus.
2. Membawa rezeki kepada semua makhluq dinamakan Mikail.
3. Meniup sangkakala (trompet) di hari kemudian, dinamakan Israfil.
5. Mencabut nyawa dari tubuh makhluq dinamakan Izrail.
5 & 6. Mengawasi dan meneliti pekerjaan manusia, dinamakan Rakib dan Atid.
7 & 8. Menanyai tiap-tiap orang dalam kubur dinamakan Mungkar dan Nakir.
9. Menjaga neraka dinamakan Malik atau Zabaniyah
10. Menjaga surga dinamakan Ridwan
KH A Nuril Huda
Ketua PP Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)