Ada seorang anak Muda NU yang barusan pulang sekolah dari Timur
Tengah, tentu saja di sana dia belajar pemikiran berbagai tokoh
kontemporer, seperti Hasan Al Banna, Sayid Qutub, Yusuf Qardawi dan
sebagainya, makanya ketika balik lagi ke pesantrennya melihat semua yang
ada di pesantren tidak islami, karena itu perlu diislamkan kembali.
Untuk melaksanakan misinya itu, ia berusaha mengganti kitab yang dikaji
di pesantren, membakar beduk, menggantinya dengan speaker.
Akhirnya masyarakat pesantren goncang, mau melakukan aksi balasan, tetapi dicegah oleh kiai sepuh.
Akhirnya masyarakat pesantren goncang, mau melakukan aksi balasan, tetapi dicegah oleh kiai sepuh.
Si santri muda dipanggil, "Semangat anda untuk pembaruan bagus,
tetapi jangan menghancurkan yang sudah ada. Kalau anda suka speaker,
tapi jangan membakar beduk itu kan karya masyarakat se desa, makanya
mereka marah. Tetapi beduk kan bid'ah, Nabi tidak pernah menggunakan
beduk". "Sama juga kan, speaker juga tidak ada di zaman nabi" sergah
Kiai" karena itu biarkan keduanya berdampingan, secara rukun.
Beragamalah dengan dewasa, jangan kekanak-kanakan ! ''Kiai menasehati.