Untuk merealisasi ide pluralismenya, maka Gus Dur banyak melibatkan
orang non NU, balk Islam maupun non Islam dalam PKB. Ada beberapa orang
tokoh Islam modernis yang diangkat jadi pengurus partai itu, salah
satunya dr. Sugiat, yang terpaksa harus mengikuti tradisi Gus Dur
melakukan hal-hal yang selama ini dianggap bid'ah, churafat dan
takhayul, seperti ziarah kubur, istighatsah dan khaul keliling di
berbagai tempat.
Dan semuanya dijalani dengan senang hati. Barang kali itu memang keharusan politik, atau keharusan teologis wallau a'lam.
Dan semuanya dijalani dengan senang hati. Barang kali itu memang keharusan politik, atau keharusan teologis wallau a'lam.
"Bersama Gus Dur saja telah menjalankan semua ritual NU dan yang
lebih rnembanggakan lagi" kata dr. Sugiat "saya diminta Gus Dur untuk
membangunkan rumah sakit untuk NU, ini gagasan sangat ideal untuk
merukunkan NU-Muhammadiyah," katanya bersemangat di hadapan publik NU.
"Hebat ..hebat...sekali" seru para hadirin
"Ahh.... Kalau.. cuma itu sih kagak ada hebatnya !" "Jangan meremehkan gagasan orang," sela temannva
"Bukan meremehkan, tapi ini kenyataan" jawabnya" selama ini NU telah banyak membikinkan masjid. rumah sakit dan universitas untuk Muhammadiyah. Kalaupun mereka sekarang mau membikinkan anggap saja sebagai bayar hutang"
"Hebat ..hebat...sekali" seru para hadirin
"Ahh.... Kalau.. cuma itu sih kagak ada hebatnya !" "Jangan meremehkan gagasan orang," sela temannva
"Bukan meremehkan, tapi ini kenyataan" jawabnya" selama ini NU telah banyak membikinkan masjid. rumah sakit dan universitas untuk Muhammadiyah. Kalaupun mereka sekarang mau membikinkan anggap saja sebagai bayar hutang"